Telkom Raup Laba Rp 11,44 Triliun
Pendahuluan :
Pengertian Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang
menunjukkan pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dari suatu usaha untuk suatu
periode tertentu. Selisih antara pendapatan-pendapatan dan biaya merupakan laba
yang diperoleh atau rugi yang diderita oleh perusahaan. Laporan laba rugi yang
kadang-kadang disebut laporan penghasilan atau laporan pendapatan dan biaya
merupakan laporan yang menunjukkan kemajuan keuangan perusahaan dan jga
merupakan tali penghubung dua neraca yang berurutan.
Maka arti penting dari laporan laba rugi yaitu sebagai
alat untuk mengetahui kemajuan yang dicapai perusahaan dan juga mengetahui
berapakah hasil bersih atau laba yang didapat dalam suatu periode.
Berikut ini istilah-istilah yang digunakan dalam
laporan laba rugi yang diambilkan dari Statement of Financial Accounting
Concepts Nomor 6 yang dikeluarkan oleh FASB.
-Pendapatan (revenue)
Adalah aliran masuk atau kenaikan lain aktiva suatu
badan usaha atau pelunasan utangnya (atau kombinasi keduanya) selama suatu
periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa,
atau dari kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha.
- Biaya (expense)
Adalah aliran keluar atau pemakaian lain aktiva atau
timbulnya utang (atau kombinasi keduanya) selama satu periode yang berasal dari
penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau dari pelaksanaan
kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha.
- Penghasilan (income)
Adalah selisih penghasilan-penghasilan sesudah
dikurangi biaya-biaya. Bila pendapatan lebih kecil daripada biaya, selisihnya
sering disebut rugi.
- Laba (gain)
Adalah kenaikan modal 9aktiva bersih) yang berasal
dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan
usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan
usaha selama suatu periode kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue) atau
investasi oleh pemiliknya. Contohnya adalah laba yang timbul dari penjualan
aktiva tetap.
- Rugi (loss)
Adalah penurunan modal (aktiva bersih) dan transaksi
sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha dan dari
semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha selama suatu
periode kecuali yang timbul dari biaya (expense) atau distribusi pada pemilik.
Contohnya adalah rugi penjualan surat berharga.
- Harga Perolehan (cost)
Adalah jumlah uang yang dikeluarkan atau utang yang
timbul untuk memperoleh barang atau jasa. Jumlah ini pada saat terjadinya
transaksi akan dicatat sebagai aktiva. Misalnya pembelian mesin, dan pembayaran
uang muka sewa (persekot biaya).
Laporan Laba Rugi Mempunyai 2 Unsur Yaitu Pendapatan
Dan Beban/Biaya.
1) Pendapatan
Dalam pengertian akuntansi, penghasilan meliputi
pendapatan dari penjualan (sales) barang/jasa, pendapatan sewa, dividen, bunga,
royalti, honorarium profesioanal, komisi dan keuntungan (gains) dari penjualan
surat berharga atau aktiva tetap. Tidak termasuk penghasilan adalah peningkatan
aktiva perusahaan yang timbul dari investasi pemilik (investor).
Terjadinya penghasilan mengakibatkan penambahan
terhadap aktiva atau pengurangan terhadap kewajiban. Penghasilan diakui dalam
laporan laba rugi kalau kenaikan nilai aktiva atau penurunan nilai kewajiban
sebagai akibatnya telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Oleh karena itu
penghasilan diakui sebagai berikut:
Pendapatan dari penjualan barang (produk) diakui pada
saat terjadi transaksi penjualan.Pendapatan dari penjualanjasa diakui pada saat
terjadi transaksi penyerahan jasa.Pendapatan yang diperoleh sebagai imbalan
atas penggunaan sumber ekonomi perusahaan oleh pihak lain seperti pendapatan sewa,
bunga atau. royalti diakui secara proporsional (sebanding) dengan waktu
penggunaan sumber ekonomi yang bersangkutan.Keuntungan (gains) yang diperoleh
dari penjualan aktiva selain barang dagangan seperti aktiva tetap atau surat
berharga, diakui pada saat teijadi transaksi penjualan.
Dalam laporan laba rugi, penghasilan perusahaan secara
garis besar diklasifikasikan menjadi dua golongan, yaitu: (1) penghasilan
usaha, dan (2) penghasilan di luar usaha.
(1) Pendapatan usaha (operating income) adalah penghasilan
yang diperoleh dari aktivitas usaha pokok (utarna) perusahaan. Misalnya
aktivitas usaha pokok perusahaan dagang adalah pembelian dan penjualan barang
dagangan. Penghasilan yang berhubungan langsung dengan kegiatan yang utama
dilakukan perusahaan dagang adalah “hasil penjualan barang dagangan”. Dengan
demikian pengahasilan usaha perusahaan dagang adalah hasil penjualan barang
dagangan, biasa disingkat dengan istilah “penjualan” (sales). Sementara,
penghasilan usaha perusahaan yang bergerak di bidang jasa adalah “hasil
penjualan jasa”.
(2) Pendapatan di luar usaha (non‑operating income)
adalah penghasilan yang diperoleh dari aktivitas di luar aktivitas pokok
perusahaan, atau dari kegiatan usaha sampingan yang dilakukan sewaktu‑waktu.
Misalnya: (a) perusahaan bengkel selain menjual jasa bengkel, kadang‑kadang
menyewakan kendaraan, (b) perusahaan dagang yang menyewakan sebagian gedung
kantornya. Sewa yang diterima oleh perusahaan tersebut merupakan penghasilan di
luar usaha. Termasuk juga penghasilan di luar usaha adalah laba penjualan surat
berharga, laba penjualan aktiva tetap yang dihentikan penggunaannya.
2) Beban
Terjadinya beban (expenses) adalah berkurangnya nilai
aktiva atau bertambahnya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang
tidak berhubungan dengan penarikan modal dan pembagian laba kepada penanam
modal. Seperti halnya penghasilan, beban dalam laporan laba rugi dikelompokkan
menjadi: (1) beban usaha (operating expenses), dan (2) beban di luar usaha
(non‑operating expenses).
Beban usaha adalah beban‑beban yang secara langsun g
atau tidak langsung berhubungan dengan aktivitas usaha pokok perusahaan. Beban
usaha digolongkan menjadi:
a) Harga pokokpenjualan (cost of goods sold) tepatnya
beban pokokpenjualan, adalah harga pokok barang yang dijual selama suatu
periode akuntansi.
b) Beban penjualan (selling expenses), adalah
beban‑beban yang berhubungan dengan usaha memperoleh pembeli (pelanggan) dan
usaha melayani pelanggan. Termasuk beban penjualan, antara lain: gaji pegawai
bagian penjualan, beban iklan, dan beban pengiriman barang ke luar.
c) Beban administrasi (administrative expenses) atau
beban umum (general expenses), yaitu beban‑beban yang berhubungan dengan
aktivitas umum perusahaan, misalnya: gaji pegawai kantor, perlengkapan kantor
yang habis dipakai, beban penyusutan gedung dan peralatan kantor.
Beban di luar usaha adalah beban yang timbul dari
aktivitas di luar usaha pokok perusahaan, misalnya: rugi penjualan aktiva
tetap, dan beban bunga. Disamping beban usaha dan beban di luar usaha tersebut
di atas, harus diinformasikan terpisah dalam laporan laba rugi adalah kerugian
yang sifatnya tidak biasa seperti kerugian akibat kebakaran atau bencana
banjir.
Susunan Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah laporan yang menunjukkan
hasil usaha dan biaya-biaya selama satu periode akuntansi. Menurut PSAK 2002
No.1 (revisi 1998), laporan laba rugi perusahaan disajikan sedemikian rupa yang
menonjolkan unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar.
Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos berikut ini :
a) Pendapatan;
b) Laba rugi usaha;
c) Beban pinjaman;
d) Bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan
asosiasi yang diberlakukan menggunakan metode ekuitas;
e) Beban pajak;
f) Laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan;
g) Pos luar biasa;
h) Hak minoritas;
i) Laba atau rugi bersihuntuk periode berjalan.
Untuk menyajikan pos luar biasa seperti kebakaran,
gempa, dan sebagainya perusahaan dapat menganut salah satu dari 2 perlakuan
berikut ini:
ALL INCLUSIVE
Pencatatan kerugian dari pos luar biasa tsb dapat
disajikan dalam laporan laba rugi, sedangkan dalam laporan laba yang ditahan
hanya berisi net income yang ditransfer dari laporan rugi laba deklarasi
(pembayaran dividend), penyisihan dari laba (appropriation of retained earning)
CURRENT OPERATING PERFORMANCE/NON CLEAN SURPLUS
CONCEPT
Pecatatan kerugian dari pos luar biasa tidak boleh
disajikan dalam laporan laba rugi melainkan disajikan dalam laporan laba
ditahan atau laporan perubahan modal maka laporan laba rugi hanya menentukan
hasil dari operasi normal periode tersebut.
Bentuk Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi dapat disajikan dalam
bentuk‑bentuk sebagai berikut:
a. Bentuk langsung (single step)
Dalam bentuk single step, penghasilan usaha dan
penghasilan di luar usaha disusun dalam satu kelompok. Demikian pula beban
usaha dan beban di luar usaha. Laba atau rugi bersih dihitung dengan cara
mengurangi total penghasilan dengan total beban.
b. Bentuk bertahap (multiple step)
Dalam bentuk ini baik penghasilan maupun beban dipisah
secara rinci antara pendapatan dan beban usaha dengan penghasilan dan beban di
luar usaha sehingga bias dihitung penghasilan-penghasilan sebagai berikut:
Laba bruto, yaitu hasil penjualan dikurangi harga
pokok penjualanPenghasilan usaha bersih, yaitu laba bruto dikurangi biaya-biaya
usaha.Penghasilan bersih sebelum pajak, yaitu penghasilan usaha bersih ditambah
dan dikurangi dengan pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya diluar
usaha.Penghasilan bersih sesudah pajak, yaitu penghasilan bersih sebelum pajak
dikurangi pajak penghasilan.Penghasilan bersih dan elemen-elemen luar biasa,
yaitu penghasilan bersih sesudah pajak ditambah dan /atau dikurangi dengan
elemen-elemen yang tidak biasa (sesudah diperhitungkan pajak penghasilan untuk
pos luar biasa)
Topik :
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) mencatatkan pendapatan sebesar Rp 65,84 triliun di triwulan III tahun 2014. Sementara laba bersih yang diraup Telkom mencapai Rp 11,44 triliun.Telkom Raup Laba Rp 11,44 Triliun
Tujuan penulisan :
-
Untuk mengetahui laba atau
rugi suatu perusaan
-
Untuk mengetahui apakah
perusaan itu mendapat laba atau rugi
-
Untuk mengetahui besar
kecilnya laba yang diperoleh suatu perusahaan
Isi/ Bahasan :
Telkom.co.id
Telekomunikasi Indonesia (Telkom)
JAKARTA, KOMPAS.com – PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) mencatatkan pendapatan sebesar Rp 65,84 triliun di triwulan III tahun 2014. Sementara laba bersih yang diraup Telkom mencapai Rp 11,44 triliun.
Direktur Keuangan Telkom Honesti Basyir mengatakan, angka itu jauh melampaui rata-rata pertumbuhan industri telekomunikasi saat ini. Ia menyebutkan, pencapaian itu tidak lepas dari fokus perusahaan kepada tiga program utama 2014, yakni penguatan Telkomsel, Indonesia Digital Network (IDN) dan International Expansion.
“Pertumbuhan pendapatan pada triwulan III/2014 ini didominasi oleh pertumbuhan pendapatan dari sektor Data, Internet, and IT Services yang mencatat pertumbuhan sebesar 15,4 persendari Rp 23,33 triliun menjadi Rp 26,91 triliun dengan kontribusi sebesar 40,9 persen dari total pendapatan,” katanya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (30/10/2014).
Basyir menjelaskan, Telkomsel masih menjadi andalan perseroan. Pada Tahun 2014, ditargetkan Telkomsel dapat mewujudkan pertumbuhan revenue dan net income double digit.
Program utama Telkom yang kedua adalah perluasan penetrasi infrastruktur broadband melalui IDN. Telkom melalui Telin kembali bergabung bersama operator kelas dunia lainnya dalam Konsorsium South East Asia – United States (SEA-US) melakukan penandatanganan kontrak kerja bersama pembangunan Sistem Kabel Laut International yang menghubungkan Indonesia ke belahan Timur hingga Amerika.
Sementara program ketiga yang menjadi fokus utama Telkom tahun 2104 adalah pengembangan bisnis internasional melalui ekspansi ke 10 negara yakni Singapura, Hong Kong, Timor Leste, Australia, Myanmar, Malaysia, Taiwan, Macau, USA dan Saudi Arabia.
Dalam memasuki negara baru, Telkom memiliki entry strategy yang disebut MPTN Entry Strategy, yaitu business follows the Money, business follows the People, business follows the Traffic dan business follows the Network.
Menurut dia, karena menjalankan ketiga program tadi melalui sinergi bisnis antar seluruh entitas Telkom Group.
Sementara itu pendapatan dari voice (selular) mengalami peningkatan dari Rp 23,66 triliun pada tahun 2013 menjadi Rp 25,03 triliun atau tumbuh sebesar 5,8 persen.
Cntoh laporan keuangan PT. TELKOM pada tahun 2013 :
Kesimpulan/
Saran :
Kesimpulan yang dapat diambil dari
kasus diatas bahwa PT. TELKOM memang mendapatkan laba yang terbilang jumlahnya
cukup besar dan melampaui rata rata pertumbuhan pendapatan pada triwulan
III/2014 ini didominasi oleh pertumbuhan pendapatan dari sektor Data, Internet,
and IT Services yang mencatat pertumbuhan sebesar 15,4 persendari Rp 23,33
triliun menjadi Rp 26,91 triliun dengan kontribusi sebesar 40,9 persen dari
total pendapatan. Pada kesempatan ini PT. TELKOM memang pintar dalam bergabung
dengan perusahaan lain baik di dalam negri maupun luar negri seperti yang kita
ketahui Telkom melalui Telin kembali bergabung bersama operator kelas dunia
lainnya dalam Konsorsium South East Asia – United States (SEA-US) melakukan
penandatanganan kontrak kerja bersama pembangunan Sistem Kabel Laut
International yang menghubungkan Indonesia ke belahan Timur hingga Amerika.
Daftar Pustaka :
-
KOMPAS.COM
-
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/10/30/121200126/Telkom.Raup.Laba.Rp.11.44.Triliun