Selasa, 04 Desember 2012

TUGAS MINGGU 11-12-13



1.      Buatlah 1 contoh laporan keuangan perusahaan riil dan universal ( Neraca dan laporan keuangan) !
PT. XL Axiata
Neraca
Periode 2009 dan 2010
(Dalam jutaan rupiah kecuali nilai nominal per saham)
 

Laporan Laba Rugi
PT. XL Axiata
Periode 2009 -2010
(dalam jutaan rupiah)
 



2.      Apa arti dari C S R tentang tanggung jawab social suatu bisnis pada masyarakat dan berilah 1 contoh perusahaan riil dan universal untuk implementasi C S R !
Lembaga-lembaga besar dunia sudah sejak lama mengemukakan perhatiannya mengenai CSR seperti yang didefinisikan oleh International Finance Corporation mengemukakan CSR yaitu Komitmen dunia bisnis untuk memberi kontribusi terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan melalui kerjasama dengan karyawan, keluarga mereka, komunitas lokal dan masyarakat luas untuk meningkatkan kehidupan mereka melalui cara-cara yang baik bagi bisnis maupun pembangunan Dan menurut Canadian Government mendefinisikan CSR sebagai Kegiatan usaha yang mengintegrasikan ekonomi, lingkungan dan sosial ke dalam nilai, budaya, pengambilan keputusan, strategi, dan operasi perusahaan yang dilakukan secara transparan dan bertanggung jawab untuk menciptakan masyarakat yang sehat dan berkembang.[1]
Selain itu, ISO 26000 mengenai Guidance on Social Responsibility juga memberikan definisi CSR Adalah Tanggung jawab sebuah organisasi terhadap dampak-dampak dari keputusan-keputusan dan kegiatan-kegiatannya pada masyarakat dan lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis yang sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat; mempertimbangkan harapan pemangku kepentingan, sejalan dengan hukum yang ditetapkan dan norma-norma perilaku internasional; serta terintegrasi dengan organisasi secara menyeluruh.
Selain Definisi CSR yang dikemukakan diatas para tokoh pun ikut berpartisipasi dalam mendefinisikan CSR, seperti yang dikemukakan oleh Magnan dan Ferrel yang mendefinisikan CSR sebagai “A Business Acts in Socially Responsible Manner When its Decision on Account For and Balance Diverse Stakeholder Interest” definisi ini menekankan pada perlunya memberikan perhatian secara seimbang terhadap kepentingan berbagai stakeholders yang beragam dalam setiap keputusan dan tindakan yang diambil oleh para pelaku bisnis melalui prilaku yang secara social bertanggung jawab. [2]
Dari definisi diatas dapat digambarkan bahwa selain tanggung jawab perusahaan terhadap penyediaan barang dan makanan, perusahaan juga memiliki tanggung jawab terhadap kesejahteraan karyawan dan masyarakat, selain itu tanggung jawab atas keseimbangan lingkungan pula sangat penting sehingga menimbulkan keseimbangan dalam berbagai elemen antara stakeholder, karyawan, masyarakat dan lingkungan. Karena dalam empat elemen tersebut salaing berkaitan sebagaimana pengusaha tidak akan berhasil tanpa dibantu oleh pegawai yang rajin dan gigih dalam bekerja, dan produksi yang dihasilkan oleh suatu perusahaan tidak akan sukses dan berhasil tanpa partisipasi masyarakat dalam membeli barang-barang yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut, tentunya barang yang di beli oleh masyarakat barkaitan dengan image yang dibangun antara stakeholder dan masyarakat, selain itu produksi yang diolah tidak lain adalah hasil bumi yang menjadi barang atau makanan yang siap digunakan, agar terjadi keseimbangan dan hasil bumi tidak habis maka perusahaan harus berlaku secara adil terhadap lingkungan dan alam, dengan menanam kembali atau menjaga lingkungan.
Tanggung jawab dirahkan kepada pemegang saham dalam bentuk profitabilitas dan pertumbuhan, sebagaimana investasi yang mereka berikan kepada perusahaan untuk menunjang keadaan operasional perusahaan dan mengharapkan profitabilitas yang besar terhadap perusahaan. Disamping tanggungjawab kepada pemegang saham, tanggungjawab social internal juga diarahkan kepada karyawan. Karena hanya dengan kerja keras, dan kontribusi karyawanlah perusahaan dapat menjalankan berbagai macam aktivitas perusahaan serta meraih kesuksesan. Oleh karena itu perusahaan dituntut untuk memberikan konpensasi yang adil kepada karyawan .
Dengan demikian, CSR adalah: Kepedulian perusahaan yang menyisihkan sebagian keuntungannya (profit) bagi kepentingan pembangunan manusia (people) dan lingkungan (planet) secara berkelanjutan berdasarkan prosedur (procedure) yang tepat dan profesional.
Lalu seberapa jauhkah CSR berdampak positif bagi masyarakat ?
CSR akan lebih berdampak positif bagi masyarakat; ini akan sangat tergantung dari orientasi dan kapasitas lembaga dan organisasi lain, terutama pemerintah. Studi Bank Dunia (Howard Fox, 2002) menunjukkan, peran pemerintah yang terkait dengan CSR meliputi pengembangan kebijakan yang menyehatkan pasar, keikutsertaan sumber daya, dukungan politik bagi pelaku CSR, menciptakan insentif dan peningkatan kemampuan organisasi. Untuk Indonesia, bisa dibayangkan, pelaksanaan CSR membutuhkan dukungan pemerintah daerah, kepastian hukum, dan jaminan ketertiban sosial. Pemerintah dapat mengambil peran penting tanpa harus melakukan regulasi di tengah situasi hukum dan politik saat ini. Di tengah persoalan kemiskinan dan keterbelakangan yang dialami Indonesia, pemerintah harus berperan sebagai koordinator penanganan krisis melalui CSR (Corporate Social Responsibilty). Pemerintah bisa menetapkan bidang-bidang penanganan yang menjadi fokus, dengan masukan pihak yang kompeten. Setelah itu, pemerintah memfasilitasi, mendukung, dan memberi penghargaan pada kalangan bisnis yang mau terlibat dalam upaya besar ini. Pemerintah juga dapat mengawasi proses interaksi antara pelaku bisnis dan kelompok-kelompok lain agar terjadi proses interaksi yang lebih adil dan menghindarkan proses manipulasi atau pengancaman satu pihak terhadap yang lain.
Contoh perusahhan riil dan universal untuk implementasi C S R 


Banyak perusahaan yang memilih program CSR di bidang edukasi. Program seperti ini kebanyakan memfokuskan pada edukasi bagi generasi mendatang, pengembangan kewirausahaan, pendidikan finansial, maupun pelatihan-pelatihan. PT. Astra International Tbk, misalnya,telah membentuk Politeknik Manufaktur Astra, yang menelan dana puluhan milyar. Selain itu, ada jugaprogram dari HM Sampoerna untuk mengembangkanpendidikan melalui Sampoerna Foundation, untuk program ini, Sampoerna sendiri telah mengucurkan dana tak kurang dari 47 milliar:

3.      Jelaskan  perkembangan bisnis Internasional pada kurun waktu 5 tahun terakhir dan 10 tahun mendatang !

·         Perkembangan bisnis internasional 5  tahun terakhir
Pengeluaran keseluruhan pada R & D yang dilakukan di Amerika Serikat pada tahun kalender 2009 diperkirakan telah mencapai $ 400.500.000.000, agak di bawah tingkat 2008 dari $ 403,0 miliar, tapi jauh di atas $ 377,0 miliar pada tahun 2007 (dolar saat ini) . Disesuaikan dengan inflasi, tingkat 2009 adalah penurunan $ 6 miliar atau 1,7% dari tahun 2008. Perlambatan belanja 2009 terutama mencerminkan penurunan dalam bisnis R & D dalam dolar baik saat ini dan konstan dalam menghadapi krisis keuangan 2008-09 dan resesi ekonomi. Namun, R & D pengeluaran di sektor lain terus meningkat, baik dalam dolar saat ini dan konstan. Beberapa ini adalah efek-terutama untuk federal dan akademik R & D dan R & D infrastruktur dari kenaikan satu kali $ 18300000000 dana dialokasikan dalam Pemulihan Amerika dan Reinvestasi Act of 2009 (ARRA, Hukum Publik 111-5, diberlakukan pada bulan Februari 2009) .
Perlambatan pertumbuhan 2009 di menghabiskan meskipun, peningkatan nasional R & D pengeluaran telah terjadi sebagian besar terganggu sejak 1953 dalam dolar saat ini maupun yang nyata ( Gambar 4-1 ). AS R & D pengeluaran menyeberangi $ 100 miliar (dolar saat ini) ambang batas pada tahun 1984, lulus $ 200 milyar pada tahun 1997, melebihi $ 300 miliar di 2004, dan pada atau di atas $ 400 milyar 2008 dan 2009.  Tingkat tahun ke tahun R & D pertumbuhan dana melampaui bahwa dari produk domestik bruto di masing-masing 3 tahun terakhir-bahkan selama krisis ekonomi ( Tabel 4-2 ). Selama 5 tahun terakhir (2004-09), pertumbuhan tahunan dalam total pengeluaran R & D rata-rata 5,8%, dibandingkan dengan PDB 3,3%. Dan, sama, pertumbuhan jumlah R & D yang melebihi pengeluaran yang dari PDB ketika periode rata-rata adalah 10 atau 20 tahun. Temuan relatif sama berlaku ketika dolar disesuaikan dengan inflasi (Tabel 4-2).
R & D intensitas nasional negara R & D pengeluaran dinyatakan sebagai persentase dari PDB-lain menyediakan ukuran dari keseluruhan R & D kinerja nasional dan merupakan alat penetapan target secara luas digunakan secara internasional.  Pada tahun 2009, US R & D / GDP rasio hampir 2,9%, naik dari sekitar 2,8% pada tahun 2008 dan 2,7% pada tahun 2007 ( Gambar 4-2 ). Rasio ini telah berkisar dari 1,4% pada tahun 1953 menjadi tinggi hampir 2,9% pada tahun 1964 dan telah berfluktuasi pada kisaran 2,1% sampai 2,8% pada tahun-tahun berikutnya.
Sebagian besar kontinuitas ini dalam rasio AS R & D / GDP mencerminkan pertumbuhan nonfederal R & D pengeluaran, yang naik dari sekitar 0,6% dari PDB pada tahun 1953 menjadi hanya di bawah 2,0% dalam beberapa tahun terakhir. Kenaikan ini merefleksikan meningkatnya peran bisnis R & D dalam sistem R & D nasional dan, lebih luas, keunggulan pertumbuhan R & D yang diturunkan barang dan jasa dalam perekonomian nasional dan global. Puncak dan lembah di R & D AS / GDP rasio juga mencerminkan perubahan Federal R & D prioritas. Penurunan rasio ini dari puncaknya pada tahun 1964 mengakibatkan sebagian besar dari penghematan federal di program pertahanan dan ruang R & D. Dari tahun 1975 sampai 1979, keuntungan energi R & D kegiatan bekerja untuk menjaga rasio stabil. Dimulai pada akhir 1980-an, pemotongan yang berhubungan dengan pertahanan R & D menurunkan rasio R & D / GDP federal, yang diimbangi oleh rasio nonfederal stabil atau meningkat. Sejak tahun 2000, peningkatan pengeluaran pemerintah federal untuk, terutama, pertahanan dan penelitian biomedis telah membantu mendorong ke atas rasio federal.
·         Perkembangan bisnis internasional 10 tahun mendatang

Perekonomian di negara-negara kawasan Timur Tengah yang mengalami Musim Semi Arab, atau gelombang protes dan peperangan yang terjadi di dunia Arab mulai Desember 2010, akan membaik perlahan tahun depan. Meski demikian, negara-negara yang mengalami Musim Semi Arab itu masih harus berjuang mengatasi tingginya inflasi dan kenaikan tingkat pengangguran akibat melemahnya perekonomian global. Demikian laporan Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) yang dipublikasikan pada Minggu (11/11). Akibat Musim Semi Arab, kekuatan massa telah menjatuhkan para pemimpin di Tunisia, Mesir, Libya, dan Yaman. Gelombang protes juga terjadi di Bahrain, Suriah, Irak, Jordania, Kuwait, Maroko, dan Sudan. Dalam laporan yang diterbitkan dua kali dalam satu tahun untuk kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara itu, IMF menyatakan bahwa stabilitas politik dapat memicu pertumbuhan ekonomi di Mesir, Jordania, Maroko, Tunisia, dan Yaman pada tahun 2013.
Akan tetapi, lemahnya permintaan dari Eropa dan kawasan lain masih akan membebani pertumbuhan ekonomi di negara-negara Musim Semi Arab lainnya. Di banyak negara, permintaan ekspor masih lemah dan belum terlihat bangkit lagi. ”Pertumbuhan ekonomi dipekirakan akan tetap berada di bawah tren jangka panjang. Tingkat pengangguran diperkirakan tetap meningkat karena masih rendah nya permintaan eksternal, tingginya harga pangan dan harga komoditas, tensi politik di kawasan serta masih belum jelasnya kebijakan yang diambil,” ungkap laporan IMF tersebut. IMF memperkirakan produk domestik bruto (PDB) dari negara-negara dalam kelompok tersebut, kecuali Libya, akan tumbuh sebesar 3,6 persen tahun depan. PDB ini meningkat dari 2 persen pada tahun ini dan 1,2 persen pada 2011. Sebelum terjadinya gelombang protes tersebut, PDB di negara-negara itu mencapai 4,7 persen.

Pelemahan mata uang
Karena melemahnya pertumbuhan global, neraca perdagangan negara-negara tersebut hanya akan meningkat sedikit tahun depan. Defisit mereka tahun depan diperkirakan turun menjadi 4,6 persen dari PDB. Tahun ini, defisit mereka sebesar 5,4 persen dari PDB. Hal ini menunjukkan negara-negara tersebut harus membuat nilai tukar mereka lebih fleksibel lagi. Dengan kata lain, mereka harus membiarkan mata uang mereka melemah demi menstimulasi ekspor. Sayangnya, dalam laporan ini tak disebutkan negara mana saja secara spesifik yang harus menurunkan kurs mata uangnya. Melemahnya mata uang akan meningkatkan laju inflasi. IMF memperkirakan inflasi akan naik hingga mencapai 8,6 persen pada tahun depan. Inflasi ini merupakan level tertinggi sejak 2008. Sementara inflasi tahun ini diperkirakan sebesar 7,8 persen. Khusus untuk di Mesir dan Maroko, inflasi diperkirakan meningkat pesat karena mereka berupaya membatasi defisit anggaran yang cukup besar.

Tumbuh paling besar

             Sementara itu Libya yang kaya minyak akan bertumbuh paling cepat. Hasil produksi minyak akan kembali ke level sebelum terjadinya perang saudara. Pemulihan ini lebih cepat ketimbang perkiraan sebelumnya. PDB Libya tahun lalu terkontraksi hingga 60 persen, tetapi tahun ini diperkirakan naik hingga 122 persen.  Tahun 2013, IMF memperkirakan PDB Libya akan melaju sebesar 17 persen. Rata-rata pertumbuhan antara tahun 2014 dan 2017 sebesar 7 persen per tahun. IMF juga memperkirakan surplus anggaran Libya mencapai 19 persen dari PDB tahun 2012 dengan surplus neraca berjalan sebesar 22 persen.  Inflasi Libya naik hingga 16 persen tahun lalu akibat rusaknya pabrik dan sistem transportasi pada masa perang saudara. Akan tetapi, IMF memperkirakan inflasi turun menjadi 10 persen tahun ini seiring dengan semakin normalnya bisnis. Bahkan, pada tahun depan, inflasi Libya akan terus turun menjadi 1 persen. (Reuters/Joe)
 

 

1 komentar:

Happy Apple