Senin, 24 Desember 2012

TULISAN 2#PENJUALAN BBM NONSUBSIDI PERTAMINA DI BAWAH TARGET



NAMA KELOMPOK :
  1. Listya Anindya        (24212236)
  2. Mega Sri Diana        (24212517)
  3. Puspita Ratna Dewi           (25212742)
  4. Sari Mulyati             (26212853)
  5. Tiara Febdina          (27212370)
TUGAS                        :
       Pengantar Bisnis (SoftSkill)
Dosen                         :
      S. TIWI ANGGRAENI


PENDAHULUAN
Allhamdulillah, berkat rahmat dan hidayah  Allah swt akhirnya saya dapat menyelesaikan tugas tulisan ini dengan tujuan antara lain sebagai tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas yang di berikan oleh dosen dan sebagai sumber tambahan pelajaran. Saya menyadari bahwa sebagai manusia yang memiliki keterbatasan, tentu tugas tulisan ini tidak mungkin luput dari kekurangan. Mudah-mudahan tugas tulisan ini dapat diterima dengan baik oleh dosen kami, saya senantiasa mengharapkan tugas saya ini dapat bermanfaat dan menjadi pembelajaran tersendiri untuk saya agar lebih memahami dan lebih mengamati lingkungan sekitar. Tulisan saya ini berjudul atau bertemakan PENJUALAN BBM  NONSUBSIDI PERTAMINA DI BAWAH TARGET .
Dan yang melatarbelakangi saya untuk mengambil judul tersebut adalah yang saya liat di sekitar saya bahwa negara indonesia ini sangat membutuhkan sekali perhatian baik dari masyarakat maupun dari pemerintah dan kalangan luas terutama di bidang BBM ini karena Bahan         Bakar Minyak merupakan hal yang terpenting dan menjadi kebutuhan tersendiri terutama sebagai sumber dari kendaraan dan bahan bakar inilah yang menjadi tombak untuk menjalankan aktivitas, tanpa adanya bahan bakar semua kendaraan tidak dapat dijalankan. Dan semakin meningkatnya harga bahan bakar yang kian hari kian melambung menjadi perhatian khusus karena bahan bakar premiun atau yang lebih dikenal sebagai bahan bakar bersubsidi ini akan dialihkan ke pertamax atau bahan bakar nonsubsidi. Masyarakat pun mengambil tindakan agar pemerintah membatalkan niatnya tersebut. Karena kalangan masyarakat tingkat bawah tidak sanggup untuk membeli pertamax dan hal ini menjadi PR bagi pemerintah dalam mengupayakan penyelesaianya tersebut. Sebenarnya pemerintah pun tidak ingin melakukan hal ini karena ini semua merupakan desakan bahwa harga minyak di dunia melonjak tajam mau tidak mau pemerintah pun bertindak. Dan hal inilah yang saya akan bahas melalui tulisan saya. Semoga menarik dan bermanfaat ....



ISI
PENJUALAN BBM  NONSUBSIDI
PERTAMINA DI BAWAH TARGET
            Realisasi penjualan bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi PT Pertamina (persero) sepanjang tahun ini diperkirakan tidak mencapai target. Muchamad iskandar mengatakan, tahun ini perseroan memasang target penjualan BBM nonsubsidi sebesar 1 juta kiloliter. Namun realisasi penjualan ingga akhir tahun nanti diperkirakan hanya akan menyentuh harga 900ribu kiloliter. Dari jumlah tersebut pertamax sebesar 700-800 ribu kiloliter dan sisanya BBM nonsubsidi karena besarnya harga BBM subsidi dan nonsubsidi. Bahkan saking besarnya konsumsi pertamax tahun ini jauh lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Tahun lalu rata-rata pertamax menyentuh harga 8000 kl per hari namun saat ini hanya tinggal 3000 kl per hari. Tidak efektifnya pelaksanaan peraturan Mentri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 12Tahun 2012 turut menahan penjualan pertamax Pasalnya masalah peningkatan konsumsi BBM nonsubsidi akibat pelanggaran kendaraan dinas, industri, perkebunan, dan pertambangan ternyata tidak signifikan. Program pengalihan konsumsi tersebt tidak mendapat dukungan dari pemerintah daerah. Meski begitu, Pertamina optimis mematok harg BBM non subsidi tahun depan sebanyak 2,7juta kl atau dua kali lipat lebih dari target tahun ini. Peningkatan konsumsidiharapkan berasaldari sudah efektifnya pelarangan konsumsi BBM bersubsidi dari kendaraan pertambangan dan perkebunan tahun lalu. Terkait jumlah SPBU yang menjual BBM nonsubsidi, perseroan belum ada rencana untuk menambah SPBU lagi. Masalahnya pembangunan SPBU sejenis ini tetap  berdasarkan hitungan keekonomian bisnis. Di sisi lain permintaan BBM nonsubsidi belum terlalu bagus karena kurangnya penegkan aturan oleh pemerintah. Dengan kondisi seperti itu perseroan tidak berai menetapkan target penambahan SPBU nonsubsidi apalagi harus memaksa pemilik stasiun pengisian hanya berjualan pertamax dan sejenisnya. Pertamina berharap pengusaha SPBU swasta bisa turut membangun SPBU sejenis ini. Untuk itu pertamina menjanjikan besaran marjin yang lebih besar bagi SPBU nonsubsidi yaitu sebesar Rp. 500 per liter dari biasanya Rp. 325 per liter. Dalam hal ini pemerintah berperan penting demi kelanjutan program atau usanya untuk mengalihkan BBM nonsubsidi agar dikonsumsi oleh masyarakat luas agar penggunaan tersebut menjadi seimbang dengan hasil BBM bersubsidi.


PENUTUP
KESIMPULAN
Kesimpulan dari tulisan ini bahwa pemerintah perlu memperhatikan lagi nasib masyarakat-masyarakatnya dan menghimbau agar bahan bakar minyak yang di konsumsi oleh masyarakat tidak di ekspor  ke luar negri karena negara inidonesia ini memiliki potensi yang sangat besar dalam hal minyak bumi dan negara indonesia pun merupakan salah satu negara yang memiliki sumber minyak bumi terbanyak di seluruh dunia. Dan agarpemerintah memikirkan kembali agar menurunkan harga BBM dan menyetarakan harga bahan bakar subsidi dan bahan bakar nonsubsidi. Dengan begini masyarakat pun dapat bernafas lega. Dan pemerintah perlu mengambil tindakan tegas agar kendaraan-kendaraan yang di gunakan oleh pemerintah menggunakan bahan bakar nonsubsidi.


DAFTAR PUSTAKA
Sumber : Koran Investor Daily. Hari Kamis, 20 Desember 2012


                                                                                                       
                                                                                                         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Happy Apple